Seorang mahasiswa mengaku melewatkan ulang tahun dan ujian universitasnya karena ia cepat tertidur. Menarik atau menyeramkannya, ia bisa tidur selama sebulan penuh.
Lily Clarke (21) memiliki kondisi langka yang disebut sindrom Kleine-Levin yang membuatnya mampu tidur selama sebulan. Ia hanya bangun untuk makan dan minum sebelum kembali tidur. Selama tiga tahun, ia telah menemui tujuh konsultan berbeda.
Selain itu, ia juga menjalani serangkaian uji medis. Kondisi ini akhirnya berhasil terdiagnosa setelah ibunya membaca kasus serupa di Dailymail pada Februari 2010.
"Setelah mengetahui gejalanya, saya mengetahuinya,” ungkap Adele Clarke (47).
Menurut ibu Lily, kondisi ini muncul pertama saat keluarganya sedang bermain ice skating pada November 2007.
"Lily tak biasanya diam dan mengatakan, ‘kepala saya terasa aneh dan tak enak badan’. Awalnya saya mengira ia terkena demam,” ujarnya.
Setelah itu Lily terus tidur dan melewatkan makanannya serta menolak beranjak dari tempat tidur hingga 25 hari ke depan tanpa makan dan minum. Ia tidur selama 23 jam sehari dan tak tahan bising serta cahaya.
Menurut dokter, kondisi bisa dari migraine hingga ME serta depresi. Menurut konsultan neuropsikiatris, Lily menderita ‘recurrent depressive episodes’. Ia pun diberi obat antidepressant dan menjalani terapi perilaku kognitif.
Namun pada Februari 2010, saat ibu Lily menemukan artikel tersebut dan menghubungi media tersebut, ia mendapat rekomendasi untuk menemui Profesor David Nutt di Chelsea and Westminster Hospital.
Namun seperti dilaporkan Dailymail, ahli tersebut mengatakan tak ada obat untuk kondisi ini.
sUmber
Lily Clarke (21) memiliki kondisi langka yang disebut sindrom Kleine-Levin yang membuatnya mampu tidur selama sebulan. Ia hanya bangun untuk makan dan minum sebelum kembali tidur. Selama tiga tahun, ia telah menemui tujuh konsultan berbeda.
Selain itu, ia juga menjalani serangkaian uji medis. Kondisi ini akhirnya berhasil terdiagnosa setelah ibunya membaca kasus serupa di Dailymail pada Februari 2010.
"Setelah mengetahui gejalanya, saya mengetahuinya,” ungkap Adele Clarke (47).
Menurut ibu Lily, kondisi ini muncul pertama saat keluarganya sedang bermain ice skating pada November 2007.
"Lily tak biasanya diam dan mengatakan, ‘kepala saya terasa aneh dan tak enak badan’. Awalnya saya mengira ia terkena demam,” ujarnya.
Setelah itu Lily terus tidur dan melewatkan makanannya serta menolak beranjak dari tempat tidur hingga 25 hari ke depan tanpa makan dan minum. Ia tidur selama 23 jam sehari dan tak tahan bising serta cahaya.
Menurut dokter, kondisi bisa dari migraine hingga ME serta depresi. Menurut konsultan neuropsikiatris, Lily menderita ‘recurrent depressive episodes’. Ia pun diberi obat antidepressant dan menjalani terapi perilaku kognitif.
Namun pada Februari 2010, saat ibu Lily menemukan artikel tersebut dan menghubungi media tersebut, ia mendapat rekomendasi untuk menemui Profesor David Nutt di Chelsea and Westminster Hospital.
Namun seperti dilaporkan Dailymail, ahli tersebut mengatakan tak ada obat untuk kondisi ini.
sUmber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar