Minggu, 14 Agustus 2011

Scanner Laser 3D Untuk Menjaga Kelestarian Bangunan

Sangat disayangkan, jika ada bangunan bersejarah yang rusak dimakan usia. Bisa-bisa bangunan tersebut menjadi lenyap tak tersisa karena suatu waktu kerusakannya akan bertambah parah. Kalaupun direnovasi atau dibangun kembali, sulit untuk menyamainya seperti yang asli sebelumnya. Untungnya sekarang sudah ada cara untuk meng-backup bangunan tersebut, yakni dengan scanner laser 3D.

Maksudnya, seluruh bangunan tersebut di-scan dengan scanner laser 3D yang bisa menghasilkan ratusan ribu titik (point cloud) per detik. Alhasil citra digital 3D bangunan itu bisa dibuat persis seperti aslinya, sehingga jika perlu kelak bila ingin direkonstruksi secara fisik bisa dilakukan dengan panduan citra 3D tersebut. Kerusakan-kerusakan, seperti retakan, juga bisa diantisipasi dengan melihat hasil scanner Faro Focus 3D yang punya kemampuan men-scan benda sampai radius 120 meter tersebut.

Konservasi benda-benda bersejarah lain, seperti patung dan arca, juga bisa dibantu oleh scanner laser 3D berbobot 5kg itu. “Di luar negeri, scanner laser 3D juga biasa dipakai di museum,” tutur Gatot Prio Laksono (CAD & Survey System Division Manager, pt  Datascrip) saat mengenalkan Faro Focus 3D di Jakarta kemarin (19/7/2011).

Apa sih scanner laser 3D? Apa bedanya dengan scanner dokumen yang biasa kita kenal? Seperti namanya, scanner laser 3D menggunakan sinar laser (light anmplification by stimulated sensation of radiation). Alat ini memanfaatkan pemancaran radiasi elektromagnetik yang biasanya dalam bentuk cahaya yang tidak dapat dilihat mata manusia normal melalui pancaran terstimulasi. Begitu papar Januar Kuspriantono (Sales Support Manager, pt Datascrip).

Keuntungan dari scanner laser 3D, urai Januar, antara lain adalah data yang diperoleh detail, mendekati realistis, berwarna dan akurat. “Tingkat akurasinya sampai 2mm,” jelas Gatot tentang kemampuan dokumentasi 3D Faro Focus 3D yang dilengkapi kamera 70 megapiksel. “Akurasi di center point satu piksel,” tambah Bernard Chou (Distribution Manager, Faro SEA Region).

Data berupa 976.000 titik per detik itu pun cukup disimpan dalam sebuah SD (Secure Digital) berkapasitas 32GB. Aspek portabilitas memang ditekankan Faro Focus 3D. Fisiknya yang 24x2x10 cm itu 5x lebih kecil dan 4x lebih ringan dibandingkan versi sebelumnya. Pengoperasiannya pun cukup oleh satu orang. Plus perangkat yang dilengkapi layar sentuh warna dengan resolusi 480×640 itu bisa dioperasikan dengan baterai internal yang tahan lima jam.

Selain untuk dokumentasi benda purbakala, kata Gatot, scanner laser 3D Faro Focus 3D umum digunakan untuk survei sipil dan arsitektur, pertambangan, perminyakan dan gas, perpipaan dan tunelling sampai forensik dan olah TKP oleh pihak kepolisian. “Data berupa ribuan titik awan per detiknya itu bisa diolah lagi dengan software sesuai dengan aplikasi pengguna, misalnya AutoDesk. Kalau di pertambangan, oil dan mining, bisa untuk monitoring perubahan struktur situs dari waktu ke waktu, atau untuk menentukan volume stock pile dengan cepat,” jelas Gatot. “Atau untuk inspeksi periodik atau kontrol kualitas pembangunan gedung, jalan, jembatan dan terowongan. Juga bangunan-bangunan tua bersejarah,” tambahnya.

Omong-omong berapa sih harga Faro Focus 3D? Scanner laser 3D itu dibandrol US$ 94.500. “Paling murah jika dibandingkan yang lain, yang berkisar US$ 150.000 – US$ 200.000,” tandas Gatot.

Sumber: http://www.tahukahkamu.com/2011/08/scanner-laser-3d-untuk-menjaga.html#ixzz1V2lvHUjB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar